A. Tentang Puasa
Puasa merupakan ibadah yang sangat
dicintai Allah, Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ
الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ: إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ
شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahala satu
kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah
berkata: ‘Kecuali puasa maka Aku yg akan membalas orang yg menjalankan karena
dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsu dan makan karena Aku’.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
orang yang berpuasa agar mendapatkan balasan dan keutamaan-keutamaan yg telah
Allah janjikan. Dintaranya:
1. Setiap
muslim harus membangun ibadah puasa di atas iman kepada Allah dalam rangka
mengharapkan ridha-Nya bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan
keluarga atau masyarakat yg sedang berpuasa. Rasulullah bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan
karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosa yg telah
lalu.”
2. Menjaga
anggota badan dari hal-hal yang diharamkan Allah seperti menjaga lisan dari
dusta ghibah dan lain-lain. Begitu pula menjaga mata dari melihat orang lain
yang bukan mahram baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui
gambar-gambar atau film-film dan sebagainya. Juga menjaga telinga tangan kaki
dan anggota badan lain dari bermaksiat kepada Allah.
Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ
وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan
perkataan dusta dan perbuatan maka Allah
tak peduli dia meninggalkan makan dan minumnya.”
3. Bersabar
untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepadanya.
Rasulullah bersabda dalam hadits Abu Hurairah:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ
يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَصْخَبْ فَإِنْ
سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Puasa adalah tameng maka apabila
salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan
janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka
katakanlah saya sedang berpuasa.”
B. Yang Menghilangkan Pahala
Banyak orang-orang yang berpuasa,
tapi tidak ada baginya (pahala) kecuali haus dan lapar. Artinya puasanya
sia-sia tidak dapat pahala tapi puasanya tidak batal dengan kata lain hanya
gugur kewajiban saja.
Yang dimaksud dengan merusak secara
maknawi adalah bahwa orang berkenaan tidak akan mendapatkan pahala apapun dari
jerih payahnya berpuasa. Akan tetapi secara hukum, dia telah melakukan puasa
secara lahiriyah, maka tidak dituntut untuk menqodho’ (mengganti) puasanya
tersebut.
1.
Memandang segala sesuatu yang dapat
menggugah nafsu syahwat
2.
Mengucapkan kata-kata yang sia-sia
atau tercela
3.
Mendengarkan segala sesuatu yang
dibenci agama
4.
Melakukan perbuatan tercela, seperti
pergi ke tempat maksiat atau perbuatan haram seperti berjudi dan minum-minuman
keras (yang memabukkan).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya: Puasa bukanlah dari makan,
minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji.
Jika ada orang yang mencelamu, katakanlah : Aku sedang puasa, aku sedang puasa
“
5.
Berbohong
Berbohong sekali dapat memicu
kebohongan berikutnya.
Dari Abu Hurairah, Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya: Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah
Azza wa Jalla butuh (atas perbuatannya meskipun) meninggalkan makan dan
minumnya”
6.
Mengghibah / menggosip
Ghibah lebih kejam dari perzinahan,
kenapa demikian ?
Karena menggibah berhubungan dengan
orang lain, so jika kita belum meminta maaf ke orang yang di ghibah
tsb maka Alloh belum akan mengampuni kita. Sedangkan ketika
seseorang mabuk sehingga berzina kemudian bertaubat kepada Alloh maka Alloh
akan mengampuninya.
7.
Adu domba
Menyebarkan isu-isu yang dapat
menimbulkan perpecahan maupun perselisihan baik itu di lingkungan keluarga,
tempat kerja maupun yang lainnya.
8.
Sumpah palsu
Hati-hatilah dalam berjanji,
hati-hati dalam berbicara ataupun bersumpah, janganlah mudah mengatakan “Demi
Allah”. “Lima hal yang dapat menghilangkan pahala orang yang berpuasa,
yakni berbohong, menggunjing, mengadu-domba, bersumpah dusta dan memandang
dengan syahwat.” (HR Bukhari dan Muslim)
9.
Melihat / memandang dengan pandangan
syahwat
Dalam Kitab Hidayatus sholihin, ada
sepuluh perkara yang dapat menghapus pahala puasa, semua itu berhubungan dengan
hati kita diantaranya: Iri (tidak senang melihat orang lain ), Dengki ( berbuat
sesuatu agar orang lain itu jadi rugi atau jelek seperti menfitnah, merusak
barangnya dll), berbohong ( tidak jujur), cinta akan makan, saba`at , tamak.
Orang yang suka iri biasanya cenderung ingin berbuat dengki atau membuat orang
lain rugi dan mendorong kita menceritakan/mengorek-ngorek keburukan orang lain
tersebut.