Halaman

Selasa, 19 Januari 2021

SHOLAWAT (1)

 



Kata sholawat merupakan kata yang berasal dari akar kata shad, lam dan ta’. Kata tersebut mengalami perubahan dalam bentuknya, sebagaimana dijelaskan dalam buku karunia bersholawat Syekh Yusuf ibn Ismail al-Nabhani, bahwa Kata shollu berasal dari akar kata shalah ( الصلاة ) (bentuk tunggal dari shalawat ( الصلوات ) ), yang berarti menyebut yang baik, ucapan yang mengandung kebajikan, do’a dan curahan rahmat.

Sehingga kata Shalawat dapat diartikan sebagai kalimat doa dan salam khusus atas Rasulullah Saw yang disampaikan oleh kaum Muslim tatkala menyebutkan nama Nabi Muhammad Saw dengan cara yang beragam seperti;

اللهم صلّ علی محمد و آل محمد

“Shalawat Allah Swt kepada Rasulullah Saw bermakna rahmat”

 

Dasar Hukum Sholawat

Dasar hukum membaca sholawat adalah al-Qur’an dan al-hadits.

1.    Dalil Alqur’an

Perintah membaca sholawat terdapat  dalam Alqur’an surat al-Ahzab ayat 56

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab (33) ayat 56)

 

2.    Dalil Hadits

Ada banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan sholawat, diantaranya:

a)    Orang yang membaca sholawat satu kali, maka Allah akan menurunkan rahmat kepadanya sepuluh kali

Dari Abdillah bin ‘Amr bin Ash r.a, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً

Artinya:

Siapa saja yang membaca shalawat kepadaku, maka Allah akan memberikan kepadanya 10 shalawat.” (H.R. Muslim)

 

b)    Orang yang bersholawat, akan dicatat untuknya sepuluh kebaikan dan akan dihapus sepuluh keburukannya

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطَيَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.”

(HR. an-Nasa’i, III/50)

 

c)    Orang yang bersholawat kepada Nabi sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di sore hari, maka ia berhak mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat.

 

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Abu Ad-Darda Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. ath-Thabrani).

 

d)    Bersholawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu sebab terkabulnya doa.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ

“Setiap doa tertutup (terhalang dari pengabulannya, pent) hingga ia bershalawat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam.” (HR. ad-Dailami).

Dan juga Berdasarkan hadits Fadholah bin ‘Ubaid Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya lalu tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau bersabda, “Orang ini tergesa-gesa.” Kemudian beliau memanggil dan berkata kepadanya:

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللهِ وَالثَّناءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لْيَدْعُ بِمَا شَاءَ

“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, maka hendaklah dia memulainya dengan memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian bershalawatlah kepada Nabi, lalu berdoa lah dengan apa yang dia kehendaki.” (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa’i).

 

Hakikat Sholawat

Dalam kitab ‘Ajaib al-Qur’an karya Fakhruddin Muhammad ibn ‘umar ibn al-husayn al-razi menyebutkan bahwa

Dalil Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 56

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S Al-Ahzab (33) ayat 56)

 

Disebutkan bahwa menjelang ayat tersebut turun, Nabi Muhammad SAW, bersabda, “Ucapkan salam kepadaku!”. Maka para sahabat mengucap, “salam untukmu wahai Rasulullah. Lalu apa bagian untuk kami?”.

Segera saja turun ayat Allah surat Al-Ahzab ayat 43

uqèd Ï%©!$# Ìj?|ÁムöNä3øn=tæ ¼çmçGs3Í´¯»n=tBur /ä3y_̍÷ãÏ9 z`ÏiB ÏM»yJè=à9$# n<Î) ÍqY9$# 4 tb%Ÿ2ur tûüÏZÏB÷sßJø9$$Î/ $VJŠÏmu ÇÍÌÈ  

Artinya:

“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”

 

Ayat diatas menunjukkan bahwa Allah memberikan sholawat kepada Rasulullah SAW di dunia. Lalu Dia juga tidak lupa memberikan sholawat kepada mereka yang berdosa.

Salawat dari Allah terdiri dari tiga bentuk, yaitu umum, khusus dan yang lebih khusus lagi.

1.    Yang umum

Sebagaimana firman Allah surat Al-Ahzab ayat 43

uqèd Ï%©!$# Ìj?|ÁムöNä3øn=tæ

Dialah yang memberi sholawat kalian...”

 

2.    Yang khusus

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 157

y7Í´¯»s9'ré& öNÍköŽn=tæ ÔNºuqn=|¹ `ÏiB öNÎgÎn/§ ×pyJômuur ( šÍ´¯»s9'ré&ur ãNèd tbrßtGôgßJø9$# 

“mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

 

3.    Yang lebih khusus

Sebagaimana firman Allah surat Al-Ahzab ayat 56

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya

 

Allah telah menempatkan keluarga Nabi Muhammad SAW yang sama dengan beliau dalam lima hal, yaitu;

1.    Dalam cinta

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali imran ayat 31

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

 

2.    Dalam haramnya menerima sedekah

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Syuura ayat 23

ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

 

3.    Dalam kesucian

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Thaha:2-3

مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (٢) إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى  (٣)


2. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

3. tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

Kemudian Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 33

هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۚ وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

 

4.    Dalam salam

Allah berfirman

“salam sejahtera atasmu, wahai Nabi.”

Lalu tentang keluarga beliau, Allah berfirman dalam surat al-shaffat ayat 130

سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ
"Salamun 'ala ilyaasiin"
“salam sejahtera atas Nabi Ilyas”

ada yang mengatakan 

"salamun 'ala aali yaasiin"

 “salam sejahtera atas keluarga Nabi”

5.    Dalam sholawat atas nabi dan keluarga beliau

Sebagaimana terdapat dalam do’a tasyahud ahir

 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Ibnu Abbas ra berkata, “Yushallun (bersholawat) artinya Yubarikun (memberi keberkahan).” Dan Barakah atau keberkahan berarti bertambah dan berkembang.

Sebagian mufassir tidak berbeda pendapat dalam memahami ayat ini. Sholawat ada tiga tingkatan yaitu;

1.  Sholawat Allah kepada Rasul berupa limpahan rahmat, keberkahan dan anugrah (menurut imam al-hafidz al-Sakhawi berkata ayat tersebut memakai sighat mudhari’ (bentuk kini dan akan datang) yang menunjukkan sesuatu yang berkesinambungan dan terus-menerus. Jadi Allah SWT dan seluruh malaikat-Nya selalu dan selamanya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW).

2.  Sholawat malaikat berupa permohonan agar derajat Nabi Muhammad SAW ditinggikan dan kepadanya dicurahkan maghfirah (ampunan).

3.  Sholawat orang mukmin (manusia) adalah permohonan agar Allah memberi rahmat dan kesejahteraan kepada nabi Muhammad dan keluarganya.

 

Dan Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 157

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ

“mereka Itulah yang mendapat shalawat yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dalam ayat tersebut, kata sholawat dan rahmat disebutkan secara terpisah. Menurut Hakim al-Tirmidzi dalam kitabnya ‘ilm al-awliya’, hal 113-115, sholawat memiliki makna lebih yang tidak dimiliki rahmat. Rahmat bisa berupa karunia Tuhan untuk seorang hamba, kemudian karunia itu dicabut darinya karena ia berbuat dosa. Lain halnya dengan sholawat, apabila Allah memberikan sholawat-Nya kepada seorang hamba, ia berhak atasnya dalam setiap gerak dan keadaanya sejak ia mendapatkannya sampai tiba ia tiba di pintu surga.

 

Apa fungsi sholawat kita kepada Nabi, sedangkan Allah dan para malaikatNya sudah menyampaikannya? Bukankah beliau adalah manusia paripurna, sudah dijamin keselamatannya, sudah diampuni dosa-dosanya terdahulu maupun yang akan datang? Tidakkah sholawat kita hanya sepercik sinar lilin dihadapan matahari.

Imam Fakhruddin Muhammad ibn ‘umar ibn al-husayn al-razi di dalam kitab tafsir Mafâtîhul Ghaib menjelaskan:

 

 الصَّلَاةُ عَلَيْهِ لَيْسَ لِحَاجَتِهِ إِلَيْهَا وَإِلَّا فَلَا حَاجَةَ إِلَى صَلَاةِ الْمَلَائِكَةِ مَعَ صَلَاةِ اللَّهِ عَلَيْهِ، وَإِنَّمَا هُوَ لِإِظْهَارِ تَعْظِيمِهِ، كَمَا أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَوْجَبَ عَلَيْنَا ذِكْرَ نَفْسِهِ وَلَا حَاجَةَ لَهُ إِلَيْهِ، وَإِنَّمَا هُوَ لِإِظْهَارِ تَعْظِيمِهِ مِنَّا شَفَقَةً عَلَيْنَا لِيُثِيبَنَا عَلَيْهِ

 

Artinya:

“Bershalawat kepada Nabi bukanlah karena kebutuhan beliau kepadanya. Bila Nabi membutuhkan shalawat maka tak ada kebutuhan terhadap shalawatnya malaikat yang bersamaan dengan shalawatnya Allah kepada beliau. Shalawat itu hanya untuk menampakkan pengagungan terhadap beliau, sebagaimana Allah memerintahkan kita untuk mengingat Dzat-Nya sementara Allah tak memeiliki kebutuhan untuk diingat. Hal itu semata-mata karena untuk menampakkan sikap pengagungan terhadap beliau dari kita dan untuk Allah memberikan ganjaran bagi kita atas pengagungan tersebut.”

(Fakhrudin Ar-Razi, Mafâtîhul Ghaib, 2000 [Beirut: Darul Fikr, 1981], Jil. XXV, hal. 229)

 

Sebagimana Allah memuliakan nabi Adam AS dengan sujud para malaikat. Firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 34

Sujudlah kamu kepada Adam...

 

Memuliakan Nabi Nuh dengan mengabulkan doanya, firman Allah dalam surat Nuh ayat 26

Janganlah engkau biarkan seorang pun dantara orang-orang kafir itu tinggal diatas bumi

 

Memuliakan nabi Musa dengan mengajaknya bercakap-cakap, firman Allah dalam surat al-nisa’ ayat 164

وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَٰهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ ٱللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

Dan Allah telah berbicara kepada musa secara langsung

 

Memuliakan Nabi Ibrahim dengan diangkat sebagai kekasihNya, firman Allah dalam surat al-Nisa’ ayat 125

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًا

Dan Allah mengangkat ibrahim sebagai kekasihNYA

Allah memuliakan Nabi Muhammad SAW dengan sholawat.

 

Al-Hafidz Al-Sakhawi menjelaskan, dengan ayat diatas Allah memberi tahu hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhammad di sisi-Nya. Dia memuji beliau dihadapan para malaikat yang dekat dengan-Nya. Lalu malaikat juga bersholawat untuk beliau, setelah itu, Dia memerintahkan penduduk bumi untuk bersholawat dan memberikan salam kepada beliau, sehingga sanjungan penduduk langit dan bumi untuk beliau terkumpul menjadi satu.

 

Senada dengan al-Razi dan al-Sakhawi, Ibn al-Qayim lalu menambahkan, “jika Allah dan para malaikat-Nya saja bersholawat kepada nabi Muhammad, kalian juga harus bersholawat kepadanya, sudah semestinya kalian memanjatkan sholawat dan salam kepada-Nya, karena kalian mendapatkan berkah risalah yang diembannya dan telah diberi kabar gembira oleh mahluk yang paling mulia di dunia dan ahirat ini. Dengan kata lain, sholawat kita merupakan bentuk syukur atas segala jasa Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan kebenaran serta menyebut-nyebut keistimewaan dan jasa beliau untuk dijadikan panutan dalam kehidupan.”